Jaga Defisit Transaksi Berjalan, Para Capres Bakal Naikkan Harga BBM
Pengamat ekonomi Universitas Sumatera Utara, Wahyu Ario Pratomo mengatakan, kenaikan harga BBM bersubsidi merupakan kondisi yang tak terelakkan di bulan-bulan mendatang. Menurutnya siapapun yang menjadi presiden dari hasil pemilu 9 Juli mendatang akan tetap mengambil kebijakan menaikkan harga BBM.
Wahyu mengungkapkan, meskipun hingga saat ini belum ada satupun capres yang berani melemparkan wacana itu, namun kenaikan harga BBM sulit dielakkan. Para capres dan cawapres hanya menunggu momentum yang pas untuk menyampaikan rencana soal kenaikan harga BBM itu, agar popularitas mereka tak jatuh dimata publik.
Namun menurut Wahyu, sebagai calon pemimpin, baik pasangan Prabowo-Hatta maupun Jokowi-JK, harus berani menyampaikan gagasan mereka ke publik terkait kenaikan BBM ini, karena tentunya kebijakan terkait harga BBM menjadi salah satu kebijakan yang kontroversial, sekaligus paling ditunggu masyarakat. Kebijakan yang bisa memunculkan dukungan, jika dirasionalisasikan dengan baik pada masyarakat.
Untuk diketahui, defisit transaksi berjalan Nasional pada tahun lalu telah mencapai 29 miliar dolar amerika, atau sekitar 4 persen dari total PDB nasional. Sementara tahun ini pemerintah menargetkan pengurangan defisit hingga menjadi 24 miliar dolar saja. Salah satu sektor yang akan digunakan menekan defisit adalah BBM, yang subsidinya telah mencapai 300 juta dolar pertahun. AS
You have to be logged in to post comments